Langsung ke konten utama

Karl Landsteiner, Penemu Golongan Darah


Hasil gambar untuk biografi dr karl landsteinerKarl Landsteiner adalah seorang biologiwan dan dokter Austria. Ia dikenal karena yang pertama membedakan golongan darah pada tahun 1900, mengembangkan sistem klasifikasi modern golongan darah dari identifikasi keberadaan aglutinin dalam darah, dan setelah mengidentifikasi bersama Alexander S. Wiener menemukan faktor Rhesus pada tahun 1937. Penbemuannya memungkinkan dokter untuk transfusi darah tanpa membahayakan kehidupan pasien. Dengan Constantin Levaditi dan Erwin Popper, ia menemukan virus polio pada tahun 1909. Pada tahun 1930 ia menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Dia dianugerahi Penghargaan Lasker pada tahun 1946 dan diakui sebagai bapak transfusi kedokteran.




Biografi

Karl Landsteiner lahir pada 14 Juni 1868 di Baden bei Wien, dekat Wina, Austria-Hungaria. ayahnya bernama Leopold (1818-1875), seorang jurnalis Wina terkenal yang merupakan editor-in-chief dari Die Presse, meninggal pada usia 56 tahun saat Karl berusia 6 tahun. Hal ini menyebabkan hubungan erat antara Landsteiner dan ibunya, Fanny (née Hess; 1837-1908).

Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada 1916. Sebelum menikah, dia adalah anak seorang hakim yang juga bekas wartawan terkenal. Dia mendapat pendidikan dalam bidang pengobatan di Universitas of Vienna. Minatnya terhadap pengobatan sudah dirasakannya sejak sekolah. Hingga tahun 1891, dia menerbitkan kertas kajiannya mengenai pengaruh diet terhadap komposisi darah. Untuk mendalami pengetahuannya dalam bidang kimia, Lansteiner melanjutkan pelajarannya di Zurich dan juga di Munich selama lima tahun.

Karl Landsteiner meninggal pada 26 Juni 1943 (umur 75) di New York City setelah diserang penyakit jantung.


Karir

Setelah lulus dengan ujian Matura dari sebuah sekolah menengah Wina, ia mengambil studi kedokteran di University of Vienna dan menulis tesis doktornya pada tahun 1891. Saat masih mahasiswa ia menerbitkan sebuah esai tentang pengaruh diet pada komposisi darah.


Dari 1891-1893, Landsteiner belajar kimia di Würzburg dalam bimbingan Hermann Emil Fischer, di München bawah Eugen Bamberger dan di Zürich bawah Arthur Rudolf Hantzsch.


Prof. Landsteiner harus menanggung kesulitan terus-menerus di Eropa sampai ia diundang untuk menerima posisi di Rockefeller Institute di Amerika Serikat, di mana ia bisa melakukan penelitian ilmiah.


Penelitian di Wina - Penemuan virus polio

Setelah kembali ke Wina ia menjadi asisten Max von Gruber di Institut Higienis. Dalam studinya ia berkonsentrasi pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari November 1897-1908 Landsteiner adalah asisten di lembaga patologis-anatomis dari University of Vienna di bawah Anton Weichselbaum, di mana ia menerbitkan 75 makalah yang berurusan dengan isu-isu dalam serologi, bakteriologi, virologi dan anatomi patologis. Selain itu ia melakukan 3.600 otopsi dalam sepuluh tahun. Weichselbaum adalah guru Landsteiner untuk kualifikasi kuliah postdoctoral-nya pada tahun 1903. Dari 1908-1920 Landsteiner adalah prosector di Wilhelminenspital di Wina dan pada tahun 1911 ia dilantik sebagai profesor anatomi patologis. Selama waktu itu ia menemukan karakter menular dari Poliomyelitis dan terisolasi virus polio. Dalam pengakuan penemuan inovatif ini, yang terbukti menjadi dasar untuk memerangi polio, ia secara anumerta dilantik ke dalam Hall of Fame Polio di Warm Springs, Georgia, yang didedikasikan pada Januari 1958.


Penemuan golongan darah

Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dua orang dalam kontak menggumpal, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini disebabkan oleh kontak darah dengan serum darah. Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi tiga golongan darah A, B dan O, yang ia sebut C, darah manusia. Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak menyebabkan kerusakan sel-sel darah. Berdasarkan temuannya, pada tahun 1907 transfusi darah pertama berhasil dilakukan oleh Reuben Ottenberg di Rumah Sakit Mount Sinai di New York.


Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

  • Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
  • Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
  • Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
  • Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif.

Hasil gambar untuk sistem penggolongan darah karl landsteiner

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.


Golongan darah resus

Karl Landsteiner menemukan sistem golongan darah resus pada tahun 1939. Golongan darah berdasarkan sistem resus adalah penggolongan darah yang terinspirasi dari primata Rhesus macaque (Macaca mulatta). Hewan primata ini juga dikenal sebagai kera India. Dalam penelitiannya, Karl Landsteiner dibantu oleh A.S. Weiner.

Sistem penggolongan darah ini didasarkan atas ada atau tidaknya aglutinogen (senyawa yang menjadi faktor penggumpalan darah) resus di dalam darah. Pada sistem resus (rh) apabila orang tersebut memiliki aglutinogen resus maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus positif (rh+). Namun apabila orang tersebut tidak memiliki aglutinogen resus, maka orang tersebut termasuk dalam golongan resus negatif (rh-). Sistem penggolongan darah ini berguna untuk membantu transfusi darah. Jika dilakukan transfusi darah dari orang yang bergolongan darah resus positif kepada orang yang bergolongan darah resus negatif, maka akan terjadi rangsangan untuk pembentukan antibodi Rh. Bila resipien mendapatkan transfusi darah lagi dengan golongan resus positif, maka akan terjadi hemaglutinasi (penggumpalan darah) yang berakibat pada kematian.


Penelitian di Belanda dan Amerika Serikat

Setelah Perang Dunia I, Wina dan republik baru Austria secara keseluruhan dalam keadaan ekonomi terpencil, situasi di mana Landsteiner tidak melihat kemungkinan apapun untuk melanjutkan pekerjaan penelitiannya. Dia memutuskan untuk pindah ke Belanda dan menerima jabatan sebagai prosector di rumah sakit Katolik Ziekenhuis kecil di Den Haag dan, dalam rangka meningkatkan situasi keuangan juga mengambil pekerjaan di sebuah pabrik kecil, memproduksi tuberkulin tua (tuberculinum prestinum). Dia juga menerbitkan sejumlah makalah, lima di antaranya yang diterbitkan dalam bahasa Belanda oleh Royal Academy of Sciences. Namun kondisi kerja terbukti menjadi tidak jauh lebih baik daripada di pasca-perang di Wina. Jadi Landsteiner menerima inivitation yang mencapai dia dari New York, diprakarsai oleh Simon Flexner yang akrab dengan pekerjaan Landsteiner, untuk bekerja di Rockefeller Institute. Dengan keluarganya ia tiba di sana pada musim semi tahun 1923. Sepanjang tahun 1920 Landsteiner bekerja pada masalah kekebalan dan alergi. Pada tahun 1927 ia menemukan golongan darah baru: M, N dan P, menyempurnakan pekerjaan yang telah dimulai 20 tahun yang lalu.

Dalam bidang bacteriolog, Landsteiner dan pada 1930-1932 Clara Nigg berhasil mengkultur Rickettsia prowazekii (agen penyebab tifus) pada media hidup.

sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Dunia

Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan Muslim yang terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan dengan pemikiran-pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Ia banyak disebut sebagai "Bapak Kedokteran Modern." George Sarton menyebutnya sebagai "Ilmuwan Paling Terkenal dari Islam dan Salah Satu yang Paling Terkenal Pada Semua Bidang Tempat, dan Waktu". Ia lahir pada zaman keemasan peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam dunia. Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang filsafat dan pengobatan. Ia adalah satu-satunya filsafat besar  dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga beberapa abad. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad. 

Struktur Bumi

Kerak Bumi Merupakan lapisan paling atas dengan tebal rata-rata antara 10 – 50 km. Tebal lapisan ini tidak sama disemua tempat. Diatas benua tebalnya antara 20 – 50 km, namun beda lagi kalau didasar laut ketebalannya hanya mencapai sekitar 10 – 12 km. Wujud dari lapisan ini berupa materi-materi yang padat. Dalam kerak bumi masih dibagi menjadi dua lapisan yaitu granitis dan basaltik. Lapisan granitis merupakan lapisan paling luar dari kerak bumi. Susunan materi penyusunnya kebanyakan berupa batuan granit. Lapisan ini menempati lapisan paling atas dengan ketebalan sekitar 10 – 15 km. Lapisan basaltis merupakan lapisan setelah lapisan granitis. Susunan materi kebanyakan tersusun dari materi basalt yang bersifat basa. Gambar. Struktur dalam Bumi Letaknya di bawah lapisan granitis dengan kedalaman sekitar 30 – 50 km. Holmes melakukan pembagian kerak bumi sebagai berikut: Bagian atas mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kira-kira 2,7 dan bersifat magma granit. Bagian tengah ...

Ternak Udang Hias

TERNAK UDANG HIAS Udang Hias merupakan jenis udang yang memiliki corak warna yang unik dan cantik. Sehingga sering juga disebut sebagai ikan udang hias. Udang hias selain memiliki corak warna yang unik ternyata juga memiliki harga jual yang tinggi. Bahkan keuntungan menjual udang hias sangat besar. Banyak para pencinta ikan hias menyebutnya sebagai udang yang istimewa. Dibalik pesona kecantikan yang ditawarkannya, udang hias tidak terlalu sulit untuk dikembangbiakkan bahkan bisa dikatakan gampang. Hal ini didasarkan pada habitat udang hias yang dapat hidup di air yang keruh sekalipun. Dalam memelihara udang hias di akuarium maka yang perlu diperhatikan adalah mengatur akuarium seperti layaknya habitat asli udang hias. Yakni dengan menambahkan substrat. Substrat yang bagus adalah terdiri dari campuran pasir yang telah dihaluskan dan beberapa kerikil berukuran sedang. Dan tambahkan sedikit batu karang yang berguna sebagai rumah atau tempat persembunyiannya. Serta masukkan ...